Walau namanya “laptop” yang berati “sesuatu yang diletakkan di atas pangkuan”, ternyata laptop tidak disarankan untuk dipangku. Sebagai pengguna laptop, kita pasti tahu bahwa setelah dipakai beberapa saat perangkat itu akan terasa sedikit hangat. Memang jika kita meletakkan laptop itu di meja, hanya sedikit kehangatan itulah yang akan kita rasakan. Namun jika kita memangkunya, hmmm, kita bisa membahayakan kesehatan diri kita.
Benarkah memangku lapotp berbahaya? Bukti pasti tentang itu memang belum ada. Namun pada tahun 2002, sebuah surat ke jurnal kesehatan The Lancet mengisahkan bagaimana seorang ilmuwan Swedia yang berusia 50 tahun telah membuat bagian intim dari tubuhnya terbakar setelah ia menggunakan laptop di pangkuan selama satu jam, tentu saja dengan berpakaian lengkap. Serem ya?
Namun ada yang lebih mengerikan, khususnya bagi kaum adam. Sebuah riset menunjukkan hubungan kuat antara kenaikan temperatur di (maaf) biji kemaluan dan berkurangnya jumlah sperma. Salah satu studi menemukan bahwa meningkatkan suhu harian rata-rata (maaf) biji kemaluan satu derajat saja telah mengurangi konsentrasi jumlah sperma sampai 40%.
Bagi para lelaki muda, dampak dari laptop yang panas ini bisa jauh lebih lama. Studi yang dilakukan di State University of New York di Stony Brook mengukur suhu daerah intim dari 29 sukarelawan sehat ketika mereka merapatkan pahanya untuk memangku laptop. Setelah satu jam, suhu daerah itu meningkat rata-rata 2,1 derajat Celcius. Ketika eksperimen ini diulangi dengan benar-benar memangku laptop, kenaikan suhu bertambah 0,7 derajat C.
Dr Yefim R Sheynkin (Associate Professor of Urology di Stony Brook) mengatakan bahwa “peningkatan jangka pendek tak-berulang di temperatur (maaf) kantung kemaluan itu bersifat reversibel.” Tetapi ia juga mengingatkan bahwa paparan berulang yang sering tidak akan memberi fungsi (maaf) biji kemaluan kesempatan untuk pulih sepenuhnya, yang bisa menyebabkannya cacat permanen.
Panas, Panas …..
Tidak ada satu pun komponen dalam komputer yang dirancang khusus untuk menghasilkan panas, tetapi kebanyakan menghasilkan panas sebagai efek samping. Putaran jarum pada harddisk, prosesor dan chip grafis biasanya menghasilkan panas yang paling besar.
Pada PC desktop cukup mudah melakukan pendinginan (melalui kipas yang kuat dan juga luasnya kantung udara di dalam casing). Namun pada PC berfisik kecil yang dijinjing-jinjing ini, proses pendinginan memang menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Pada umumnya laptop, panas dihalau dari prosesor melalui heatsink, yang kemudian didinginkan oleh sebuah kipas kecil.
Prosesor laptop masa kini bekerja pada sekitar 50 derajat C, dan suhu itu bisa meningkat sampai di atas 90 derajat C jika kinerjanya didongkrak. Jika suhu ini dibiarkan tidak terkontrol, prosesor bisa terbakar. Karena itulah chip masa kini punya sensor panas dan bisa menurunkan kecepatannya jika menjadi terlalu panas.
Mendinginkan laptop secara efektif bukanlah sekadar menjaga agar setiap komponen bekerja pada suhu operasi yang cocok. Panas harus mengalir ke luar. Jika tidak, panas akan menumpuk di bagian-bagian laptop yang bersentuhan dengan penggunanya, seperti bagian alas, keyboard, dan dudukan tangan (palmrest).
Laptop yang dirancang dengan baik menghalau panas dari lokasi-lokasi tersebut. Pada beberapa model, panas bahkan diteruskan melalui engsel layar dan tutup notebook, sehingga bisa tersalurkan ke luar.
Pakai Meja
Jadi apa yang dilakukan untuk menurunkan panas yang diantarkan laptop ke pangkuan kita? Cara paling mudah adalah memperbesar jarak antara keduanya dengan selalu meletakkannya di meja kerja. Namun jika terpaksa memangkunya, gunakan ‘tatakan’, bantal, atau meja laptop khusus atau paling tidak, sebuah majalah yang tebal di antara laptop dan paha kita.
Saat ini kebanyakan laptop juga menyertakan software yang dapat mendinginkan dirinya. Para manufaktur biasanya membundelkan program manajemen daya yang memungkinkan kita mengatur kinerja berbagai komponen.
Ini tidak cuma menghemat daya batere dengan mengurangi kecepatan clock prosesor dan mematikan komponen-komponen seperti harddisk yang menganggur setelah beberapa lama, tetapi juga dapatmengurangi keluaran panas. Mengatur prosesor ke daya terkecilnya, membiarkan harddisk berhenti berputar setelah beberapa menit dan membiarkan kipas pendingin pada setelan medium atau tinggi bisa mengurangi suhu laptop kita.
Seiring dengan kian cepat dan hebatnya komputer, para manufaktur pun dipaksa mempertimbangkan panas dari komponen-komponen yang dipakai agar bisa tetap dingin. Contoh, kecepatan bus memori yang meningkat berarti memori laptop SODIMM juga dapat menghasilkan panas yang cukup besar. Untuk mengatasinya, Intel mengembangkan modul memori dengan sensor thermal yang, seperti prosesor, bisa menurunkan kecepatan memori untuk menghemat daya dan mengurangi panas.
Walaupun pasti akan muncul beragam inovasi lain untuk membantu pendinginan laptop, mereka harus berpacu dengan prosesor, memori dan sistem grafis yang semakin hebat. Saat ini memang tidak ada studi pasti yang menghubungkan laptop yang panas dengan masalah kesuburan atau gangguan kesehatan, tetapi laptop yang dingin di luar pasti akan membuat penggunanya nyaman.
PERHATIAN: Titik Panas Laptop Kita
Sebuah laptop bisa menjadi sangat panas. Di mana saja titik-titik panas tersebut?
Biasanya bagian terpanas dari laptop (bisa mencapai 46,6 derajat C) terjadi di bagian atas keyboard dan bagian tengah dudukan pergelangan tangan ( wrist rest), karena di situlah letak prosesor dan juga komponen pendingin. Bagian bawah layar biasanya juga cukup hangat. Bagian ini menjadi tempat bagi elektronika pengontrol.
Yang juga merupakan titik panas adalah bagian bawah laptop. Di sini suhunya bahkan bisa mencapai 50 derajat C.